Selasa, 18 Oktober 2016

Puncak Gurute

Sejenak di Puncak Geureute 

 Bagi saya, istirahat sebentar selama perjalanan, ngopi, makan mie instan atau minum kelapa muda merupakan keharusan begitu melintasi Banda Aceh ke Aceh Barat, demikian sebaliknya.  Tempat paling strategis tentu saja Gunung Geureute yang terletak di Aceh Jaya (sebelum pemekaran masih termasuk Aceh Barat). Tidak perlu muluk-muluk, hidangan yang tersedia di atas gunung dengan jalan berliku ini tidak mewah. Bukan itu yang membuat menarik, pemandangan mahahebat menyita perhatian orang yang melintas menuju Banda Aceh atau ke Aceh Barat.
Lautan biru menjadi satu-satunya alasan duduk manis di dalam gubuk yang mengarah ke laut. Tentu saja harap-harap cemas takut gubuk yang terbuat dari kayu itu ambruk dan kami akan jatuh vertikal ke jurang sebelum menyentuh lautan lepas. Geureute merupakan salah satu gunung mati fenomenal. Gunung ini merupakan jalur utama menuju ke barat Aceh. Seiring berjalan waktu, sebelum tsunami sudah tersedia, masyarakat lembah Geureute, sebagian besar dari Lamno membuka lapak peristirahatan. Gubuk-gubuk kayu itu dibangun menghadap ke laut, di mana sebuah pulau berdiri kokoh di tengah lautan lepas. Sebagian besar penjual hanya menjajakan kopi, kelapa muda, makanan ringan maupun mie instan. Khusus untuk kopi, bagi saya pribadi kopi Geureute merupakan salah satu kopi terdahsyat yang pernah saya minum.
Bayangkan saja, saat ngantuk menyerang sepanjang jalan dari Meulaboh ke Banda Aceh, dengan segelas kopi di gunung ini bisa membuat mata saya kembali terbuka lebar sampai ke Kutaraja. Menariknya lagi, perjalanan ini ditemani pemandangan yang entah akan terlihat di benua mana lagi selain di sini. Gunung ini pula menyimpan kenangan yang tidak bisa dilukiskan kala tsunami. Saya benar-benar tidak habis pikir bagaimana Pencipta menjaga paku pembatas ibukota Aceh dengan barat Aceh ini menjadi begitu kokoh. Dengan gempa lebih kurang 8,9 SR, jalanan berliku di atas gunung ini hanya sedikit yang rusak bahkan bisa dibilang masih mulus. Ah, Geureute memang tempat untuk istirahat sejenak jika Anda melintasinya. Pemandangan yang terlihat tidak akan membuat Anda kecewa sampai kapanpun.
Selain lautan lepas, pemukiman Lamno membuat mata terbinar. Deretan pohon kebanggaan umat Nasrani berjejer di bibir pantai, seperti kita sedang menonton film-film animasi, saat seekor tupai maupun kelelawar loncat dan beterbangan di pohon berbentuk segitiga itu. Dengan pemandangan yang tidak biasa, secangkir kopi bisa langsung habis terteguk tanpa disadari. Mungkin Anda patut mencoba, jarak lebih kurang 2 jam dari Banda Aceh tidak akan membuat Anda kecewa melintasi barat Aceh yang begitu syahdu dengan irama lautan maha luas. Duduklah sebentar di Geureute, karena dia akan memanjakan Anda dengan lukisan Tuhan tiada tara! Selamat menikmati perjalanan Anda, saya putarkan sebuah lagu galau menemani jalanan berliku.

Puncak Gurute

Sejenak di Puncak Geureute Bagi saya, istirahat sebentar selama perjalanan, ngopi, makan mie instan atau minum kelapa muda merupakan keharusan begitu melintasi Banda Aceh ke Aceh Barat, demikian sebaliknya.  Tempat paling strategis tentu saja Gunung Geureute yang terletak di Aceh Jaya (sebelum pemekaran masih termasuk Aceh Barat). Tidak perlu muluk-muluk, hidangan yang tersedia di atas gunung dengan jalan berliku ini tidak mewah. Bukan itu yang membuat menarik, pemandangan mahahebat menyita perhatian orang yang melintas menuju Banda Aceh atau ke Aceh Barat. Lautan biru menjadi satu-satunya alasan duduk manis di dalam gubuk yang mengarah ke laut. Tentu saja harap-harap cemas takut gubuk yang terbuat dari kayu itu ambruk dan kami akan jatuh vertikal ke jurang sebelum menyentuh lautan lepas. Geureute merupakan salah satu gunung mati fenomenal. Gunung ini merupakan jalur utama menuju ke barat Aceh. Seiring berjalan waktu, sebelum tsunami sudah tersedia, masyarakat lembah Geureute, sebagian besar dari Lamno membuka lapak peristirahatan. Gubuk-gubuk kayu itu dibangun menghadap ke laut, di mana sebuah pulau berdiri kokoh di tengah lautan lepas. Sebagian besar penjual hanya menjajakan kopi, kelapa muda, makanan ringan maupun mie instan. Khusus untuk kopi, bagi saya pribadi kopi Geureute merupakan salah satu kopi terdahsyat yang pernah saya minum. Bayangkan saja, saat ngantuk menyerang sepanjang jalan dari Meulaboh ke Banda Aceh, dengan segelas kopi di gunung ini bisa membuat mata saya kembali terbuka lebar sampai ke Kutaraja. Menariknya lagi, perjalanan ini ditemani pemandangan yang entah akan terlihat di benua mana lagi selain di sini. Gunung ini pula menyimpan kenangan yang tidak bisa dilukiskan kala tsunami. Saya benar-benar tidak habis pikir bagaimana Pencipta menjaga paku pembatas ibukota Aceh dengan barat Aceh ini menjadi begitu kokoh. Dengan gempa lebih kurang 8,9 SR, jalanan berliku di atas gunung ini hanya sedikit yang rusak bahkan bisa dibilang masih mulus. Ah, Geureute memang tempat untuk istirahat sejenak jika Anda melintasinya. Pemandangan yang terlihat tidak akan membuat Anda kecewa sampai kapanpun. Selain lautan lepas, pemukiman Lamno membuat mata terbinar. Deretan pohon kebanggaan umat Nasrani berjejer di bibir pantai, seperti kita sedang menonton film-film animasi, saat seekor tupai maupun kelelawar loncat dan beterbangan di pohon berbentuk segitiga itu. Dengan pemandangan yang tidak biasa, secangkir kopi bisa langsung habis terteguk tanpa disadari. Mungkin Anda patut mencoba, jarak lebih kurang 2 jam dari Banda Aceh tidak akan membuat Anda kecewa melintasi barat Aceh yang begitu syahdu dengan irama lautan maha luas. Duduklah sebentar di Geureute, karena dia akan memanjakan Anda dengan lukisan Tuhan tiada tara! Selamat menikmati perjalanan Anda, saya putarkan sebuah lagu galau menemani jalanan berliku.

Puncak Gurute

Sejenak di Puncak Geureute 

 Bagi saya, istirahat sebentar selama perjalanan, ngopi, makan mie instan atau minum kelapa muda merupakan keharusan begitu melintasi Banda Aceh ke Aceh Barat, demikian sebaliknya.  Tempat paling strategis tentu saja Gunung Geureute yang terletak di Aceh Jaya (sebelum pemekaran masih termasuk Aceh Barat). Tidak perlu muluk-muluk, hidangan yang tersedia di atas gunung dengan jalan berliku ini tidak mewah. Bukan itu yang membuat menarik, pemandangan mahahebat menyita perhatian orang yang melintas menuju Banda Aceh atau ke Aceh Barat.
Lautan biru menjadi satu-satunya alasan duduk manis di dalam gubuk yang mengarah ke laut. Tentu saja harap-harap cemas takut gubuk yang terbuat dari kayu itu ambruk dan kami akan jatuh vertikal ke jurang sebelum menyentuh lautan lepas. Geureute merupakan salah satu gunung mati fenomenal. Gunung ini merupakan jalur utama menuju ke barat Aceh. Seiring berjalan waktu, sebelum tsunami sudah tersedia, masyarakat lembah Geureute, sebagian besar dari Lamno membuka lapak peristirahatan. Gubuk-gubuk kayu itu dibangun menghadap ke laut, di mana sebuah pulau berdiri kokoh di tengah lautan lepas. Sebagian besar penjual hanya menjajakan kopi, kelapa muda, makanan ringan maupun mie instan. Khusus untuk kopi, bagi saya pribadi kopi Geureute merupakan salah satu kopi terdahsyat yang pernah saya minum.
Bayangkan saja, saat ngantuk menyerang sepanjang jalan dari Meulaboh ke Banda Aceh, dengan segelas kopi di gunung ini bisa membuat mata saya kembali terbuka lebar sampai ke Kutaraja. Menariknya lagi, perjalanan ini ditemani pemandangan yang entah akan terlihat di benua mana lagi selain di sini. Gunung ini pula menyimpan kenangan yang tidak bisa dilukiskan kala tsunami. Saya benar-benar tidak habis pikir bagaimana Pencipta menjaga paku pembatas ibukota Aceh dengan barat Aceh ini menjadi begitu kokoh. Dengan gempa lebih kurang 8,9 SR, jalanan berliku di atas gunung ini hanya sedikit yang rusak bahkan bisa dibilang masih mulus. Ah, Geureute memang tempat untuk istirahat sejenak jika Anda melintasinya. Pemandangan yang terlihat tidak akan membuat Anda kecewa sampai kapanpun.
Selain lautan lepas, pemukiman Lamno membuat mata terbinar. Deretan pohon kebanggaan umat Nasrani berjejer di bibir pantai, seperti kita sedang menonton film-film animasi, saat seekor tupai maupun kelelawar loncat dan beterbangan di pohon berbentuk segitiga itu. Dengan pemandangan yang tidak biasa, secangkir kopi bisa langsung habis terteguk tanpa disadari. Mungkin Anda patut mencoba, jarak lebih kurang 2 jam dari Banda Aceh tidak akan membuat Anda kecewa melintasi barat Aceh yang begitu syahdu dengan irama lautan maha luas. Duduklah sebentar di Geureute, karena dia akan memanjakan Anda dengan lukisan Tuhan tiada tara! Selamat menikmati perjalanan Anda, saya putarkan sebuah lagu galau menemani jalanan berliku.

Selasa, 22 April 2014

takutlah pada dunia dan wanita

Takutlah pada Dunia dan Wanita Dunia dengan segala yang ada di dalamnya diciptakan oleh Allah swt dengan penuh keagungan. Semua makhluk yang ada di dalamnya memiliki kelebihan dan keistimewaan, tak terkecuali perempuan. Perempuan memiliki keistimewaan yang sangat luar biasa, Allah swt menciptakan perempuan dengan dengan segala keindahan. Bukan hanya dari bentuk fisiknya, melainkan keindahan dari berbagai sisi. Wanita memiliki sifat yang lembut dan perasa, wanita dapat memberikan kebahagiaan bagi kehidupan. Namun, wanita juga dapat menghancurkan kehidupan. Maka dari itu, tak heran jika perempuan di masa dahulu merupakan fitnah yang telah menimpa kaum bani Israil. Sebagaimana yang telah diriwayatkan, Dari Abu Sa’id Al-Khudriy ra. Dari Nabi SAW, beliau bersabda: “sesungguhnya dunia itu manis dan indah dan sesungguhnya Allah mengusahakan kepada kalian untuk mengelola yang ada di dalamnya, kemudian Allah mengawasi apa yang kalian perbuat. Maka hati-hatilah kalian terhadap dunia dan wanita. Sesungguhnya bencana yang pertama kali timbul pada bani Israil adalah karena wanita.” (HR. Muslim) Di masa sekarangpun perempuan masih menjadi fitnah bagi kaum laki-laki. teringat akan sosok petinggi KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) yang terlibat dalam pembunuhan seorang laki-laki, dimana ia harus merasakan hidup di dalam jeruji besi dan menanggalkan jabatannya. Itu semua diakibatkan oleh perempuan yang jelas bukan istrinya. Banyak petinggi negara yang terlibat skandal dengan perempuan, bahkan seorang pemuka agamapun tak luput dari fitnah seorang perempuan. Sungguh sosok perempuan sangat menarik menjadi topik pembicaraan. Mengingat perempuan sangat mendominasi dibandingkan laki-laki. Di dunia pendidikan formal yang telah saya lewati, baik dari tahap SD sampai saya menduduki bangku kuliah memang tak dapat dipungkiri perbandingan antara laki-laki dan perempuan sangat jauh sekali. Belakangan ini sosok perempuan dengan gerakan emansipasi wanita, banyak yang memiliki kegiatan atau pekerjaan yang hampir setara dengan laki-laki. Dulu, perempuan yang sudah bersuami hanya sebagai ibu rumah tangga yang mengerjakan segala sesuatunya dirumah. Perempuan dulu hanya mengerjakan pekerjaan rumah seperti memasak, mengurus anaknya dan melayani suaminya. Mengingat baru saja kita telah memperingati hari Kartini yang jatuh pada tanggal 21 April, dimana stasiun TV banyak yang membahas mengenai perempuan-perempuan hebat yang telah mengharumkan nama bangsa Indonesia di belahan dunia. Perempuan sekarang sudah mempunyai pekerjaan dan menghasilkan uang yang tak besarnya dengan laki-laki. Bahkan seorang istri mempunyai penghasilan yang lebih besar dibandingkan suaminya. Menurut penuturan psikolog yang pernah saya dengar di TV. Ia menuturkan bahwa jika seorang istri mempunyai penghasilan yang lebih besar dibandingakan suaminya, maka tidak menutup kemungkinan akan mengakibatkan seorang suami cemburu terhadap istrinya. Bukan karena istrinya menyukai pria lain, akan tetapi ia merasa tidak mampu menjadi seorang pemimpin rumah tangga yang bertanggung jawab memenuhi kebutuhan keluarganya. Yang pada akhirnya istri pun ikut mencari nafkan untuk keluarga. Hal tersebut bisa menjadi alasan retaknya hubungan rumah tangga yang berujung perceraian bahkan dapat mengakibatkan terjadinya tindak pembunuhan. Maka dari itu, bagi kaum laki-laki berhati-hatilah terhadap perempuan. Seorang laki-laki hendaknya dapat menuntun perempuan kejalan yang benar dengan cara lemah lembut dan penuh kesabaran. Karena telah diterangkan dalam sebuah riwayat: “Perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk, sementara yang paling bengkok itu bagian teratasnya. Jika engkau bersikeras meluruskannya, ia akan patah. Tapi jika engkau membiarkannya, ia akan bengkok selamanya. Maka nasihatilah perempuan dengan cara yang baik.” (HR. Bukhari, Muslim, Ibnu Abi Syaibah dan Baihaqi) Sebaik-baiknya perempuan adalah yang dapat menjaga ucapan dan kehormatannya, jangan sampai perempuan selamanya menjadi fitnah bagi kaum laki-laki. dan sebaik-baiknya laki-laki adalah yang dapat memperlakukan perempuan dengan penuh rasa hormat.